Jumat, 16 Januari 2015

Artifical Intelligence ( AI )



Artifical Intelligence merupakan inovasi baru di bidang ilmu pengetahuan. Mulai ada sejak muncul komputer modern, yakni pada 1940 dan 1950. Ilmu pengetahuan komputer ini khusus ditunjukkan dalam perancangan otomatisasi tingkah laku cerdas dalam system kecerdasan komputer.

Pada awalnya, kecerdasan buatan hanya ada di universitas-universitas dan laboratorium penelitian, serta hanya sedikit produk yang dihasilkan dan dikembangkan. Menjelang akhir tahun 1970, mulai dikembangkan secara penuh dan hasilnya berangsur-angsur di publikasikan di khalayak umum. Permasalahan di dalam kecerdasan buatan akan selalu bertambah dan berkembang seiring dengan laju perkembangan zaman menuju arah globalisasi dalam setiap aspek kehidupan manusia, yang membawa persoalan-persoalan yang semakin beragam pula. Program kecerdasan buatan lebih sederhana dalam pengoperasiannya, sehingga banyak membantu pemakai. Program konvensional dijalankan secara procedural dan kaku, rangkaian tahap solusinya sudah didefinisikan secara tepat oleh programnya. Sebaliknya, pada program kecerdasan buatan untuk mendapatkan solusi yang memuaskan dilakukan pendekatan trial dan eror, mirip seperti apa yang dilakukan oleh manusia.

Hubungan antara Artifical Intelligence pada kognisi manusia yaitu artifical intelligence atau kecerdasan buatan didefinisikan sebagai kecerdasan entitas ilmiah. Sistem seperti ini umumnya dianggap komputer. Kecerdasan diciptakan dan dimasukkan ke dalam suatu mesin (komputer) agar dapat melakukan pekerjaan seperti yang dapat dilakukan manusia. Sedangkan artifical intelligence dengan kognisi manusia seperti, cara berfikir manusia, cara manusia bernalar, mengenali suatu stimulus, memecahkan masalah, mengingat, dan mengambil keputusan serta merespon dan bertindak. Dengan demikian para peneliti ilmu ini dapat membuat suatu sistem,  aplikasi atau program yang dapat melakukan pekerjaan-pekerjaan manusia dengan lebih baik, menggunkan perangkat mesin yang canggih untuk mempermudah pekerjaan manusia dikehidupan nyata.

Artifical Intelligence  dengan sistem pakar pada Eliza Program yang dipublikasikan Joseph Weizenbaum pada tahun 1966, yang dapat mengelabui pengguna hingga mepercayai bahwa mereka sedang bercakap-cakap dengan manusia nyata. Tujuan dari pembuatan program ini adalah untuk meniru pembicaraan antara seorang psikolog dengan pasiennya, dalam hal ini, Eliza berperan sebagai psikoterapis dan memberikan saran dan nasihat tentang masalah penggunanya. Kunci metode operasional Eliza melibatkan rekognisi dari isyarat kata-kata atau kalimat input, dan output berupa tanggapan yang telah dipersiapkan atau deprogram, yang dapat meneruskan percakapan dengan suatu cara sehingga tampak bermakna. Sistem pakar pada Parry dibuat pada tahun 1972 oleh psikiatris Kenneth Colby ketika di universitas Stanford. Parry bertujuan untuk merefleksikan pikiran pasien dengan mental paranoid yang serius. Program ini menjalankan dengan model mentahan dari perilaku schizopren paranoid berdasarkan konsep, konseptualisasi dan kepercayaan penenilaian tentang konseptulisasi: penerimaan, penolakan, dan netral.

Sedangkan sistem pakar pada Net Talk, Salah satu yang paling menarik dari upaya tersebut adalah kerja 1987 Sejnowski dan Rosenberg dijaring yang dapat membaca teks bahasa inggris yaitu Net talk. Pelatihan ditetapkan untuk Net talk adalah basis data yang besar terdiri dari teks bahasa inggris ditambah dengan output yang sesuai fonetiknya, yang ditulis dalam kode yang cocok untuk digunakan dengan synthesizer pidato. Tapi kinerja Net talk diberbagai tahap pelatihan mendengarkan sangat menarik. Pada awalnya output random noise, kemudian bersih suara seperti itu mengoceh, dan kemudian masih seolah-olah itu adalah berbahasa inggris double-talk (pidato yang dibentuk dari suara yang menyerupai kata dalam bahasa inggris). Pada akhir pelatihan Net talk melakukan pekerjaan yang cukup baik mengucapkan teks diberikan. Selain itu, kemampuan ini generalizes cukup baik untuk teks yang tidak disajikan pada training set.

Pengguna artifical intelligence sebagai expert. Menurut Raymond McLeod, Jr dan George P. schell 2008 kecerdasan buatan (artifical intelligence) adalah aktifitas penyediaan mesin seperti komputer dengan kemampuan untuk menghasilkan perilaku yang akan dianggap sama cerdasnya dengan jika kemampaun tersebut ditampilkan oleh manusia. Sistem pakar (expert system) adalah usaha untuk menirukan seorang pakar. Biasanya, sistem pakar berupa perangkat lunak pengambil keputusan yang mampu mencapai tingkat performa yang sebanding dengan seorang pakar atau sumber kepakaran lain komputer, pengetahuan yang ada disimpan dalam komputer, dan pengguna dapat berkonsultasi pada komputer itu untuk suatu nasehat. Dan selanjutnya komputer akan menjelaskan ke pengguna tersebut, dengan alas an-alasannya bila perlu.

Contoh kasus pada artifical intelligence  dapat kita lihat pada robot atau mesin yang dikendalikan oleh komputer tetapi masih dapat bernalar, seperti memutuskan sebuah tindakan dapat di lihat pada robot-robot asal jepang yang dapat memainkan biola, melayani kostumer restoran dan membersihkan meja, robot anjing dan kucing yang beraktivitas sesuai dengan program yang ia miliki berdasarkan apa yang ia tangkap dari lingkungannya atau sentuhan yang ia rasakan, ada robot roda satu yang bisa menyeimbangkan diri diatas kakinya yang hanya berupa roda 1 buah layaknya sepeda pemain sirkus, bahkan ada pula robot penjinak bom, sosialita dan penari, serta mesin-mesin dan robot-robot produksi. 










 

Sumber   :  

http://id.wikipedia.org/wiki/kecerdasan_buatan
 
Kusumadewi, S. (2003). Artifical Intelligence (Tekhnik dan Aplikasinya). Yogyakarta: Graha Ilmu.

Solso, R., Maclin, O. H., dan Maclin, M.K. Psikologi Kognitif. 2007. Jakarta: Erlangga