A. Hubungan Interpersonal
Hubungan
interpersonal adalah dimana ketika kita berkomunikasi, kita bukan sekedar
menyampaikan isi pesan, tetapi juga menentukan kadar hubungan interpersonalnya. Jadi
ketika kita berkomunikasi kita tidak hanya menentukan kadar melainkan
juga menentukan hubungan.
1. Menjelaskan Model Pertukaran Sosial
& Analisis Transaksional
Pertukaran Sosial
Teori pertukaran sosial adalah salah satu
teori sosial yang mempelajari bagaimana seseorang berhubungan dengan orang lain
, kemudian seseorang itu menentukan keseimbangan antara pengorbanan dan
keuntungan yang didapatkan dari hubungan itu . Setelah seseorang menentukan
keseimbangannya , ia akan menentukan jenis hubungan dan kesempatan memperbaiki
hubungan / tidak sama sekali.
Analisis Transaksional
Analisis
Transaksional ( AT ) adalah salah satu pendekatan Psychotherapy yang menekankan
pada hubungan interaksional. AT dapat dipergunakan untuk terapi individual,
tetapi terutama untuk pendekatan kelompok. Analisis Transaksional ( AT ) dikembangkan
oleh Eric Berne tahun 1960 yang ditulisnya dalam buku Games People Play. Berne
adalah seorang ahli ilmu jiwa terkenal dari kelompok Humanisme. Pendekatan
analisis transaksional ini berlandaskan teori kepribadian yang berkenaan dengan
analisis struktural dan transaksional. Teori ini menyajikan suatu kerangka bagi
analisis terhadap tiga kedudukan ego yang terpisah, yaitu : orang tua, orang
dewasa, dan anak.
Pada
dasarnya teori analisis transaksional berasumsi bahwa orang - orang bisa belajar
mempercayai dirinya sendiri, berpikir, dan memutusakan untuk dirinya sendiri,
dan mengungkapkan perasaan - perasaannya
2.
Menjelaskan Pembentukan Kesan & Ketertarikan Interpersonal Dalam Memulai
Hubungan
Ellen
Berscheid, menyatakan bahwa apa yang membuat orang - orang dari berbagai usia
merasa bahagia, dari daftar jawaban yang ada, yang tertinggi atau mendekati
tertinggi adalah membangun dan mengelola persahabatan dan memiliki hubungan
yang positif serta hangat. Tiadanya hubungan yang bermakna dengan orang - orang
lain membuat individu merasa kesepian, kurang berharga, putus asa, tak berdaya,
dan keterasingan. Ahli Psikologi Sosial, Arthur Aron menyatakan bahwa motivasi
utama manusia adalah ’ ekspresi diri ’ (self expression).
Penyebab
ketertarikan, dimulai dari awal rasa suka hingga cinta berkembang dalam
hubungan yang erat meliputi :
- Aspek kedekatan
- Kesamaan
- Kesukaan timbal balik
- Ktertarikan fisik dan kesukaan
Teori Ketertarikan Interpersonal
Teori ini
mengacu pada pernyataan sederhana bahwa relasi berlangsung mengikuti model
ekonomi ‘costs and benefits’ seperti kondisi pasar, yang telah diperluas
oleh para psikolog dan sosiolog menjadi teori pertukaran sosial ( social
exchange theory ) yang lebih kompleks.
Teori
pertukaran sosial menyatakan bahwa perasaan orang tentang suatu hubungan
tergantung pada persepsinya mengenai hasil positif ( rewards ) dan
ongkos ( costs ) hubungan, jenis
hubungan yang mereka jalani, dan kesempatan mereka untuk memiliki hubungan yang
lebih baik dengan orang lain.
- Equity
Theory
Beberapa
peneliti mengritik teori pertukaran sosial yang mengabaikan pentingnya keadilan
atau keseimbangan dalam hubungan. Para pendukung teori ini berpendapat bahwa
orang tidak sekedar berusaha mendapatkan rewards sebanyak - banyaknya
dan mengurangi costs, melainkan juga peduli mengenai keseimbangan dalam
hubungan, yaitu bahwa rewards dan costs yang mereka alami dan
kontribusi yang mereka berikan dalam hubungan tersebut kira - kira seimbang
dengan pihak lain. Teori ini menggambarkan bahwa hubungan yang seimbang adalah
yang membahagiakan dan relatif stabil.
3.
Menjelaskan Peran , Konflik dan Adequacy Peran, Autensitas Dalam Hubungan
Peran.
Peran
Terdapat
empat asumsi yang mendasari pembelajaran bermain peran untuk mengembangkan
perilaku dan nilai - nilai social, yang kedudukannya sejajar dengan model - model
mengajar lainnya. Keempat asumsi tersebut sebagai berikut :
1. Secara implicit bermain peran
mendukung situasi belajar berdasarkan pengalaman. Model ini percaya bahwa
sekelompok peserta didik dimungkinkan untuk menciptakan analogy mengenai
situasi kehidupan nyata. Terhadap analogy yang diwujudkan dalam bermain peran,
para peserta didik dapat menampilkan respons emosional sambil belajar dari
respons orang lain.
2. Bermain peran memungkinkan para
peserta didik untuk mengungkapkan perasaannya yang tidak dapat dikenal tanpa
bercermin pada orang lain. Mengungkapkan perasaan untuk mengurangi beban
emosional merupakan tujuan utama dari psikodrama ( jenis bermain peran yang
lebih menekankan pada penyembuhan ).
3. Model bermain peran berasumsi bahwa
emosi dan ide-ide dapat diangkat ke taraf sadar untuk kemudian ditingkatkan
melalui proses kelompok. Pemecahan tidak selalu datang dari orang tertentu,
tetapi bisa saja muncul dari reaksi pengamat terhadap masalah yang sedang
diperankan.
4. Model bermain peran berasumsi bahwa
proses psikologis yang tersembunyi, berupa sikap, nilai, perasaan dan system
keyakinan, dapat diangkat ke taraf sadar melalui kombinasi pemeranan secara spontan.
Konflik
Adanya
pertentangan yang timbul di dalam seseorang ( masalah intern ) maupun dengan
orang lain ( masalah ekstern ) yang ada di sekitarnya. Konflik dapat berupad
perselisihan, adanya ketegangan, atau munculnya kesulitan - kesulitan lain di
antara dua pihak atau lebih. Konflik sering menimbulkan sikap oposisi antar
kedua belah pihak, sampai kepada mana pihak - pihak yang terlibat memandang
satu sama lain sebagai pengahalang dan pengganggu tercapainya kebutuhan dan
tujuan masing - masing.
Adequancy Peran & Autentisitas
Dalam Hubungan Peran
Kecukupan
perilaku yang diharapkan pada seseorang sesuai dengan posisi sosial yang
diberikan baik secara formal maupun secara informal. Peran didasarkan pada
preskripsi ( ketentuan ) dan harapan peran yang menerangkan apa yang individu -
individu harus lakukan dalam suatu situasi tertentu agar dapat memenuhi harapan
- harapan mereka sendiri atau harapan orang lain menyangkut peran - peran
tersebut.
4.
Menjelaskan Intimasi & Hubungan Pribadi
Kebutuhan intimacy merupakan suatu kebutuhan akan hubungan dengan orang lain dan
merupakan kebutuhan terdalam pada diri setiap manusia untuk mengetahui seseorang
secara lebih dekat, seperti merasa dihargai, diperhatikan, saling bertukar pendapat,
keinginan untuk selalu berbagi dan menerima serta perasaan saling memiliki sehingga
terjalin keterikatan yang semakin kuat dan erat.
Faktor
penyebab intimacy :
- Keluasan : seberapa banyak aktifitas yg dilakukan bersama
- Keterbukaan : adanya saling keterbukaan diri
- Kedalaman : saling berbagi
Proses
terbentukan intimacy :
Penerimaan
diri Saling berinteraksi memberi
respon atau tanggapan perhatian rasa percaya kasih sayang mempunyai
minat yang sama berhubungan seksual.
5.
Menjelaskan Intimasi & Pertumbuhan
Apapun
alasan untuk berpacaran, untuk bertumbuh dalam keintiman, yang terutama adalah
cinta. Keintiman tidak akan bertumbuh jika tidak ada cinta . Keintiman berarti
proses menyatakan siapa kita sesungguhnya kepada orang lain. Keintiman adalah
kebebasan menjadi diri sendiri. Keintiman berarti proses membuka topeng kita
kepada pasangan kita. Bagaikan menguliti lapisan demi lapisan bawang, kita pun
menunjukkan lapisan demi lapisan kehidupan kita secara utuh kepada pasangan
kita.
Keinginan
setiap pasangan adalah menjadi intim. Kita ingin diterima, dihargai, dihormati,
dianggap berharga oleh pasangan kita. Kita menginginkan hubungan kita menjadi
tempat ternyaman bagi kita ketika kita berbeban. Tempat dimana belas kasihan dan
dukungan ada didalamnya. Namun, respon alami kita adalah penolakan untuk bisa
terbuka terhadap pasangan kita. Hal ini dapat disebabkan karena :
(1) kita
tidak mengenal dan tidak menerima siapa diri kita secara utuh
(2) kita
tidak menyadari bahwa hubungan pacaran adalah persiapan memasuki pernikahan
(3) kita
tidak percaya pasangan kita sebagai orang yang dapat dipercaya untuk memegang
rahasia
(4) kita
dibentuk menjadi orang yang berkepribadian tertutup
(5) kita
memulai pacaran bukan dengan cinta yang tulus .
B.
Cinta Dan Perkawinan
Cinta
Sebuah
emosi dari kasih sayang yang kuat dan ketertarikan pribadi. Dalam konteks
filosofi cinta merupakan sifat baik yang mewarisi semua kebaikan, perasaan
belas kasih dan kasih sayang. Pendapat lainnya, cinta adalah sebuah
aksi/kegiatan aktif yang dilakukan manusia terhadap objek lain, berupa
pengorbanan diri, empati, perhatian, memberikan kasih sayang, membantu,
menuruti perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukan apapun yang diinginkan
objek tersebut.
Perkawinan
Ikatan sosial atau ikatan perjanjian
hukum antar pribadi yang membentuk hubungan kekerabatan dan yang merupakan
suatu pranata dalam budaya setempat yang meresmikan hubungan antar pribadi yang
biasanya intim dan seksual.Perkawinan umumnya dimulai dan diresmikan dengan
upacara pernikahan. Umumnya perkawinan dijalani dengan maksud untuk membentuk
keluarga.
Tergantung budaya setempat bentuk
perkawinan bisa berbeda - beda dan tujuannya bisa berbeda - beda juga. Tapi
umumnya perkawinan itu ekslusif dan mengenal konsep perselingkuhan sebagai
pelanggaran terhadap perkawinan. Perkawinan umumnya dijalani dengan maksud
untuk membentuk keluarga. Umumnya perkawinan harus diresmikan dengan
pernikahan.
1. Menjelaskan Bagaimana Memilih
Pasangan
Memilih
pasangan hidup bukanlah perkara mudah. Pasalnya, banyak orang yang merasa tidak
sreg ketika mereka ditawari untuk memilih suami atau memilih istri, tak seperti
memilih pacar yang bisa dengan mudah dilakukan. Menurut mereka, pasangan hidup
adalah orang yang diajak untuk susah senang bersama, yang diharapkan hanya akan
ada yang pertama dan yang terakhir. Itu sebabnya memilih pasangan hidup jauh
lebih susah dibandingkan dengan memilih pekerjaan atau tempat sekolah.
Dalam memilih pasangan hidup, baik
bagi laki - laki maupun perempuan keduanya memiliki hak untuk memilih yang
paling tepat sebagai pasangannya. Maka dari itu harus benar - benar
diperhitungkan ketika memilih pasangan yang baik. Bila ingin pintar, seseorang
harus rajin belajar, bila ingin kaya seseorang harus berhemat, begitu pula
tentang pasangan hidup. Bila menginginkan pasangan hidup yang baik maka kita
juga harus baik. Tak ada sesuatu di dunia ini yang untuk mendapatkannya tidak
memerlukan pengorbanan. Segala sesuatu ada harga-nya termasuk bila ingin mendapatkan
pasangan hidup yang baik. Ya, dimulai dari diri sendiri. Bila kita bercita - cita
untuk mendapatkan pasangan hidup yang baik, maka kita sendiri harus baik.
Percayalah, Tuhan telah memasangkan manusia sesuai dengan karakter dan derajat
mereka masing - masing. Manusia yang baik hanyalah untuk manusia yang baik
pula, begitu pula sebaliknya.
Banyak orang yang pikirannya terlalu
pendek dalam perkara ini sehingga gagal dalam pernikahannya. Prinsipnya adalah
jika kita hanya berpedoman pada hal - hal yang sifatnya duniawi ( kecantikan
dan kekayaan ) maka akan sangat sulit dalam menjalani hari - hari berumah
tangga nantinya. Karena semua itu sifatnya hanya sementara dan sangat mudah
berubah. Jadi, jika jatuh cinta hanya karena melihat dari segi kecantikan/ketampanan
dan atau kekayaan, maka cinta tersebut akan sangat mudah berkurang bahkan
hilang. Jika kita memang cinta pada seseorang maka lahirlah
ketampanan/kecantikan, bukan sebaliknya. Berikutnya adalah tentang masalah
fisik. Banyak yang berkata bahwa wanita cantik hanya pantas untuk laki - laki
tampan, begitu pula sebaliknya. Dan apa yang terjadi ketika teman kita yang
mungkin tak begitu cantik mendapatkan suami yang tampan dan juga kaya, maka
kita biasanya akan protes. Kita merasa bahwa dirinya tak pantas dan kitalah
yang lebih pantas.
Inilah yang menutupi rezeki kita.
Perasaan iri dan dengki menutupi rezeki kita untuk mendapatkan sesuatu yang
lebih baik. Orang yang hatinya dipenuhi penyakit hati biasanya akan memancarkan
aura negatif. Sebaliknya, orang yang hatinya bersih maka aura positiflah yang
akan terpancar keluar dari dalam jiwanya. Tentunya siapa pun pasti akan lebih
memilih orang yang memiliki aura positif daripada negatif.
Lalu, mengingat pernikahan itu
adalah sebuah investasi jangka panjang maka kita juga harus melihat calon
pasangan kita dalam jangka panjang. Bolehlah jika dia saat ini belum sukses,
belum kaya, belum pintar, tetapi ketika ada potensi di masa depan dia akan
menjadi lebih baik maka mengapa tidak??? Daripada kita hanya melihat kondisi
dia saat ini tetapi di masa depan justru punya potensi akan meninggalkan kita.
Betapa banyak wanita yang menikah hanya karena melihat prianya saat ini tampan
dan betapa banyak wanita yang menikah karena hanya melihat wanitanya saat ini
cantik. Mereka tidak sadar bahwa 10 tahun lagi bisa jadi ketampanan/kecantikan
tersebut sudah pudar.
Adapun bila kita dihadapkan suatu
pilihan lebih dari satu, tentu sewajarnya seorang akan memilih yang terbaik
baginya, meskipun pilihan terbaik baginya tidak selalu identik dengan pilihan
yang terbaik bagi umum, karena seseorang tentu memiliki pertimbangan yang
sangat khusus yang tidak dimiliki oleh orang lain.
Maka, ketika sedang memilih calon
pasangan , bukalah mata lebar - lebar. Lihatlah dia secara utuh. Kumpulkan
informasi sebanyak - banyaknya tentang dia, terutama kekurangannya. Karena saya
yakin, kelebihan dari pasangan akan dengan mudah kita terima tetapi kekurangan?
Tanyakanlah pada diri sendiri, mumpung belum akad nikah, apakah siap menerima
kekurangan-kekurangan tersebut?
Terakhir, lihatlah dia tidak hanya
di masa sekarang tetapi juga potensinya di masa depan. Tahukah kalian bedanya
anak - anak dan dewasa ? Anak - anak hanya berfikir apa yang ada sekarang
sementara orang dewasa berfikir lebih jauh ke depan. Pernikahan adalah
urusannya orang dewasa maka berfikirlah dewasa.
2. Menjelaskan Seluk Beluk Hubungan
Dalam Perkawinan
Simak dulu pendapat Dawn J.
Lipthrott, LCSW, seorang psikoterapis dan juga marriage and relationship
educator and coach, dia mengatakan bahwa ada lima tahap perkembangan dalam
kehidupan perkawinan. Hubungan dalam pernikahan bisa berkembang dalam tahapan
yang bisa diduga sebelumnya. Namun perubahan dari satu tahap ke tahap berikut
memang tidak terjadi secara mencolok dan tak memiliki patokan batas waktu yang
pasti. Bisa jadi antara pasangan suami - istri, yang satu dengan yang
lain, memiliki waktu berbeda saat menghadapi dan melalui tahapannya. Namun anda
dan pasangan dapat saling merasakannya.
Tahap pertama : Romantic Love. Saat ini adalah saat Anda dan pasangan merasakan gelora cinta yang menggebu - gebu. Ini terjadi di saat bulan madu pernikahan. Anda dan pasangan pada tahap ini selalu melakukan kegiatan bersama - sama dalam situasi romantis dan penuh cinta.
Tahap kedua : Dissapointment or Distress.
Masih menurut Dawn, di tahap ini pasangan suami istri kerap saling menyalahkan,
memiliki rasa marah dan kecewa pada pasangan, berusaha menang atau lebih benar
dari pasangannya. Terkadang salah satu dari pasangan yang mengalami hal ini
berusaha untuk mengalihkan perasaan stres yang memuncak dengan menjalin
hubungan dengan orang lain, mencurahkan perhatian ke pekerjaan, anak atau hal
lain sepanjang sesuai dengan minat dan kebutuhan masing - masing. Menurut Dawn
tahapan ini bisa membawa pasangan suami - istri ke situasi yang tak tertahankan
lagi terhadap hubungan dengan pasangannya. Banyak pasangan di tahap ini
memilih berpisah dengan pasangannya.
Tahap ketiga : Knowledge and Awareness. Dawn mengungkapkan bahwa pasangan suami istri yang sampai pada tahap ini akan lebih memahami bagaimana posisi dan diri pasangannya. Pasangan ini juga sibuk menggali informasi tentang bagaimana kebahagiaan pernikahan itu terjadi. Menurut Dawn juga, pasangan yang sampai di tahap ini biasanya senang untuk meminta kiat - kiat kebahagiaan rumah tangga kepada pasangan lain yang lebih tua atau mengikuti seminar - seminar dan konsultasi perkawinan.
Tahap keempat : Transformation. Suami istri di tahap ini akan mencoba tingkah laku yang berkenan di hati pasangannya. Anda akan membuktikan untuk menjadi pasangan yang tepat bagi pasangan Anda. Dalam tahap ini sudah berkembang sebuah pemahaman yang menyeluruh antara Anda dan pasangan dalam mensikapi perbedaan yang terjadi. Saat itu, Anda dan pasangan akan saling menunjukkan penghargaan, empati dan ketulusan untuk mengembangkan kehidupan perkawinan yang nyaman dan tentram.
Tahap kelima : Real Love. “ Anda berdua akan kembali dipenuhi dengan keceriaan, kemesraan, keintiman, kebahagiaan, dan kebersamaan dengan pasangan, ” ujar Dawn. Psikoterapis ini menjelaskan pula bahwa waktu yang dimiliki oleh pasangan suami istri seolah digunakan untuk saling memberikan perhatian satu sama lain. Suami dan istri semakin menghayati cinta kasih pasangannya sebagai realitas yang menetap. “ Real love sangatlah mungkin untuk Anda dan pasangan jika Anda berdua memiliki keinginan untuk mewujudkannya. Real love tidak bisa terjadi dengan sendirinya tanpa adanya usaha Anda berdua,” ingat Dawn.
Lebih lanjut Dawn menyarankan pula,
“ Jangan hancurkan hubungan pernikahan Anda dan pasangan hanya karena merasa
tak sesuai atau sulit memahami pasangan. Anda hanya perlu sabar menjalani dan
mengulang tahap perkembangan dalam pernikahan ini. Jadikanlah kelanggengan
pernikahan Anda berdua sebagai suatu hadiah berharga bagi diri sendiri,
pasangan, dan juga anak.
Ketika pasangan ( suami / istri )
kedapatan beberapa kali bersikap kurang baik, anggap lah ini sebuah ladang amal
sabar. Dan jangan sekali - kali berfikir bahwa hasil dari istikharah ternyata
gagal ketika suatu hari merasa sedikit kesal mendapati kelakukan pasangan Anda
sikapnya kurang baik, harusnya tetap lah berfikir bahwa dia memang pilihan
terbaik yang Allah pilihkan.
Ketika keadaannya seperti itu tadi,
yang menjadi tantangan untuk Anda lakukan adalah menunjukan sikap yang lebih
baik dari dia, agar Anda menjadi contoh kebaikan untuknya, karena tidak selesai
hanya berharap saja dia harus lebih baik dari Anda, tetapi kita harus melakukan
sesuatu untuk menjadi jalan perubahan untuknya. Karena bisa jadi begini,
sekarang memang pasangan Anda belum baik, tapi yakin lah bahwa suatu saat dia
akan lebih baik dari Anda, kontribusi motivasi dari Anda diperlukan juga
untuknya.
Terjadinya sebuah Ikatan tali
pernikahan, tidak berarti semuanya menjadi serba cocok, serba lancar dan jauh
dari Masalah. Tidaklah begitu adanya, ada baiknya kita perlu berfikir begini: "dia
bukan aku dan aku bukan dia, aku adalah aku begitu pun dia! tapi aku adalah
bagian dari dia dan dia bagian dari aku. Karena aku Mencintainya, jadi aku
harus bisa memakluminya dan berusaha untuk terus bersikap baik, lebih baik
darinya hingga sikapku bisa menjadi contoh kebaikan untuknya."
3. Menjelaskan Penyesuain Diri & Pertumbuhan
Dalam Perkawinan
Perkawinan tidak berarti mengikat
pasangan sepenuhnya. Dua individu ini harus dapat mengembangkan diri untuk
kemajuan bersama. Keberhasilan dalam perkawinan tidak diukur dari
ketergantungan pasangan. Perkawinan merupakan salah satu tahapan dalam hidup
yang pasti diwarnai oleh perubahan. Dan perubahan yang terjadi dalam sebuah
perkawinan, sering tak sederhana. Perubahan yang terjadi dalam perkawinan
banyak terkait dengan terbentuknya relasi baru sebagai satu kesatuan serta
terbentuknya hubungan antar keluarga kedua pihak.
Relasi yang diharapkan dalam sebuah
perkawinan tentu saja relasi yang erat dan hangat. Tapi karena adanya perbedaan
kebiasaan atau persepsi antara suami - istri, selalu ada hal - hal yang dapat
menimbulkan konflik. Dalam kondisi perkawinan seperti ini, tentu sulit
mendapatkan sebuah keluarga yang harmonis.
Pada dasarnya, diperlukan
penyesuaian diri dalam sebuah perkawinan, yang mencakup perubahan diri sendiri
dan perubahan lingkungan. Bila hanya mengharap pihak pasangan yang berubah,
berarti kita belum melakukan penyesuaian. Banyak yang bilang pertengkaran
adalah bumbu dalam sebuah hubungan. Bahkan bisa menguatkan ikatan cinta. Hanya,
tak semua pasangan mampu mengelola dengan baik sehingga kemarahan akan
terakumulasi dan berpotensi merusak hubungan.
4. Menjelaskan Mengenai Perceraian
& Pernikahan Kembali
Pernikahan bukanlah akhir kisah
indah bak dongeng cinderella, namun dalam perjalanannya, pernikahan justru
banyak menemui masalah. Menikah Kembali setelah perceraian mungkin menjadi
keputusan yang membingungkan untuk diambil. Karena orang akan mencoba untuk
menghindari semua kesalahan yang terjadi dalam perkawinan sebelumnya dan mereka
tidak yakin mereka bisa memperbaiki masalah yang dialami. Mereka biasanya
kurang percaya dalam diri mereka untuk memimpin pernikahan yang berhasil karena
kegagalan lama menghantui mereka dan membuat mereka ragu-ragu untuk mengambil keputusan.
Apa yang akan mempengaruhi peluang
untuk menikah setelah bercerai? Ada banyak faktor. Misalnya seorang wanita muda
pun bisa memiliki kesempatan kurang dari menikah lagi jika dia memiliki
beberapa anak. Ada banyak faktor seperti faktor pendidikan, pendapatan dan
sosial.
Sebagai manusia, kita memang
mempunyai daya tarik atau daya ketertarikan yang tinggi terhadap hal-hal yang
baru. Jadi, semua hal yang telah kita miliki dan nikmati untuk suatu periode
tertentu akan kehilangan daya tariknya. Misalnya, Anda mencintai pria yang
sekarang menjadi pasangan karena kegantengan, kelembutan dan tanggung jawabnya.
Lama - kelamaan, semua itu berubah menjadi sesuatu yang biasa. Itu adalah
kodrat manusia. Sesuatu yang baru cenderung mempunyai daya tarik yang lebih
kuat dan kalau sudah terbiasa daya tarik itu akan mulai menghilang pula. Ada
kalanya, hal - hal yang sama, yang terus - menerus kita lakukan akan membuat
jenuh dalam pernikahan. Esensi dalam pernikahan adalah menyatukan dua manusia
yang berbeda latar belakang. Untuk itu kesamaan pandangan dalam kehidupan lebih
penting untuk diusahakan bersama. Jika ingin sukses dalam pernikahan baru,
perlu menyadari tentang beberapa hal tertentu, jangan biarkan kegagalan masa
lalu mengecilkan hati. Menikah Kembali setelah perceraian bisa menjadi
pengalaman menarik. tinggalkan masa lalu dan berharap untuk masa depan yang
lebih baik.
5. Menjelaskan Alternatif Selain
Pernikahan
Paradigma terhadap lajang cenderung
memojokkan. pertanyaannya kapan menikah ?? Ganteng - ganteng kok ga menikah ?
Apakah Melajang Sebuah Pilihan ??
Ada banyak alasan untuk tetap
melajang. Perkembangan jaman, perubahan gaya hidup, kesibukan pekerjaan yang
menyita waktu, belum bertemu dengan pujaan hati yang cocok, biaya hidup yang
tinggi, perceraian yang kian marak, dan berbagai alasan lainnya membuat seorang
memilih untuk tetap hidup melajang. Batasan usia untuk menikah kini semakin
bergeser, apalagi tingkat pendidikan dan kesibukan meniti karir juga ikut
berperan dalam memperpanjang batasan usia seorang untuk menikah. Keputusan
untuk melajang bukan lagi terpaksa, tetapi merupakan sebuah pilihan. Itulah
sebabnya, banyak pria dan perempuan yang memilih untuk tetap hidup melajang.
Persepsi masyarakat terhadap orang
yang melajang, seiring dengan perkembangan jaman, juga berubah. Seringkali kita
melihat seorang yang masih hidup melajang, mempunyai wajah dan penampilan di
atas rata - rata dan supel. Baik pelajang pria maupun wanita, mereka pun pandai
bergaul, memiliki posisi pekerjaan yang cukup menjanjikan, tingkat pendidikan
yang baik.
Alasan yang paling sering
dikemukakan oleh seorang single
adalah tidak ingin kebebasannya dikekang. Apalagi jika mereka telah sekian lama
menikmati kebebasan bagaikan burung yang terbang bebas di angkasa. Jika hendak
pergi, tidak perlu meminta ijin dan menganggap pernikahan akan membelenggu
kebebasan. Belum lagi jika mendapatkan pasangan yang sangat posesif dan
cemburu.
Banyak perusahaan lebih memilih
karyawan yang masih berstatus lajang untuk mengisi posisi tertentu.
Pertimbangannya, para pelajang lebih dapat berkonsentrasi terhadap pekerjaan.
Hal ini juga menjadi alasan seorang tetap hidup melajang.
Banyak pria menempatkan pernikahan
pada prioritas kesekian, sedangkan karir lebih mendapat prioritas utama. Dengan
hidup melayang, mereka bisa lebih konsentrasi dan fokus pada pekerjaan,
sehingga promosi dan kenaikan jabatan lebih mudah diperoleh. Biasanya, pelajang
lebih bersedia untuk bekerja lembur dan tugas ke luar kota dalam jangka waktu
yang lama, dibandingkan karyawan yang telah menikah.
Kemapanan dan kondisi ekonomi pun
menjadi alasan tetap melajang. Pria sering kali merasa kurang percaya diri jika
belum memiliki kendaraan atau rumah pribadi. Sementara, perempuan lajang merasa
senang jika sebelum menikah bisa hidup mandiri dan memiliki karir bagus. Mereka
bangga memiliki sesuatu yang dihasilkan dari hasil keringat sendiri. Selain
itu, ada kepuasaan tersendiri.
Banyak yang mengatakan seorang masih
melajang karena terlalu banyak memilih atau ingin mendapat pasangan yang
sempurna sehingga sulit mendapatkan jodoh. Pernikahan adalah untuk seumur
hidup. Rasanya tidak mungkin menghabiskan masa hidup kita dengan seorang yang
tidak kita cintai. Lebih baik terlambat menikah daripada menikah akhirnya
berakhir dengan perceraian.
Lajang pun lebih mempunyai waktu
untuk dirinya sendiri, berpenampilan lebih baik, dan dapat melakukan kegiatan
hobi tanpa ada keberatan dari pasangan. Mereka bebas untuk melakukan acara
berwisata ke tempat yang disukai dengan sesama pelajang.
Pelajang biasanya terlihat lebih
muda dari usia sebenarnya jika dibandingkan dengan teman - teman yang berusia
sama dengannya, tetapi telah menikah.
Ketika diundang ke pernikahan
kerabat, pelajang biasanya menghindarinya. Kalaupun datang, mereka berusaha
untuk berkumpul dengan para sepupu yang masih melajang dan sesama pelajang. Hal
ini untuk menghindari pertanyaan singkat dan sederhana dari kerabat yang seusia
dengan orangtua mereka. Kapan menikah ? Kapan menyusul ? Sudah ada calon ?
Pertanyaan tersebut, sekalipun sederhana, tetapi sulit untuk dijawab oleh
pelajang.
Seringkali, pelajang juga menjadi
sasaran keluarga untuk dicarikan jodoh, terutama bila saudara sepupu yang
seumuran telah menikah atau adik sudah mempunyai pacar. Sementara orangtua
menginginkan agar adik tidak melangkahi kakak, agar kakak tidak berat jodoh.
Tidak dapat dipungkuri, sebenarnya
lajang juga mempunyai keinginan untuk menikah, memiliki pasangan untuk berbagi
dalam suka dan duka. Apalagi melihat teman yang seumuran yang telah memiliki
sepasang anak yang lucu dan menggemaskan. Bisa jadi, mereka belum menemukan
pasangan atau jodoh yang cocok di hati. Itulah alasan mereka untuk tetap
menjalani hidup sebagai lajang.
Melajang adalah sebuah sebuah
pilihan dan bukan terpaksa, selama pelajang menikmati hidupnya. Pelajang akan
mengakhiri masa lajangnya dengan senang hati jika telah menemukan seorang yang
telah cocok di hati. Kehidupan melajang bukanlah sebuah hal yang perlu
ditakuti. Bukan pula sebuah pemberontakan terhadap sebuah ikatan pernikahan.
Hanya, mereka belum ketemu jodoh yang cocok untuk berbagi dalam suka dan duka
serta menghabiskan waktu bersama di hari tua.
Arus modernisasi dan gender membuat
para perempuan Indonesia dapat menempati posisi yang setara bahkan melebihi
pria. Bahkan sekarang banyak perempuan yang mempunyai penghasilan lebih besar
dari pria. Ditambah dengan konsep pilihan melajang, terutama kota - kota besar,
mendorong perempuan Indonesia untuk hidup sendiri.
Sumber :
http://shafashan15.blogspot.com/2012/04/hubungan-interpersonal.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Perkawinan
http://id.wikipedia.org/wiki/Cinta
Adhim, Mohammad Fauzil (2002) Indahnya
Perkawinan Dini Jakarta: Gema Insani Press (GIP)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar