A. Empowerment
Stress & Konflik
1 1. Pengertian Empowerment
Empowerment adalah sebuah konsep pembangunan
ekonomi dan politik yang merangkum berbagai nilai sosial. Konsep ini
mencerminkan paradigma baru pembangunan yang bersifat “people centered,
participatory, empowering, and sustainable” (Chambers, 1988).
2 2. Kunci efektifitas Empowerment dalam
Manajemen
Konsep pemberdayaan
(empowerment), menurut Friedmann muncul karena adanya dua primise mayor, yaitu
“kegagalan” dan “harapan”. Kegagalan yang dimaksud adalah gagalnya model
pembangunan ekonomi dalam menanggulangi masalah kemiskinan dan lingkungan yang
berkelanjutan, sedangkan harapan muncul karena adanya alternatif-alternatif
pembangunan yang memasukkan nilai-nilai demokrasi, persamaan gender, peran
antara generasi dan pertumbuhan ekonomi yang memadai. Dengan dasar pandangan
demikian, maka pemberdayaan masyarakat erat kaitannya dengan peningkatan
partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan pada masyarakat,
sehingga pemberdayaan masyarakat amat erat kaitannya dengan pemantapan,
pembudayaan dan pengamalan demokrasi.
3. Pengertian Stres pada manusia
Stres adalah suatu kondisi anda yang
dinamis saat seorang individu dihadapkan pada peluang, tuntutan, atau sumber
daya yang terkait dengan apa yang dihasratkan oleh individu itu dan yang
hasilnya dipandang tidak pasti dan penting.
4. Sumber Stres pada manusia
Sumber-sumber potensi stress :
a. Faktor Lingkungan
b. Faktor Organisasi
c. Faktor
Pribadi
5. Pendekatan terhadap stress pada
manusia
a. Pendekatan Individu
Seorang
karyawan dapat berusaha sendiri untuk mengurangi level stresnya. Strategi yang
bersifat individual yang cukup efektif yaitu; pengelolaan waktu, latihan fisik,
latihan relaksasi, dan dukungan sosial. Dengan pengelolaan waktu yang baik maka
seorang karyawan dapat menyelesaikan tugas dengan baik, tanpa adanya tuntutan
kerja yang tergesa-gesa. Dengan latihan fisik dapat meningkatkan kondisi tubuh
agar lebih prima sehingga mampu menghadapi tuntutan tugas yang berat.
b. Pendekatan Perusahaan
Beberapa penyebab stres
adalah tuntutan dari tugas dan peran serta struktur organisasi yang scmuanya
dikendalikan oleh manajemen, schingga faktor-faktor itu dapat diubah. Oleh
karena itu strategi-strategi yang mungkin digunakan oleh manajemen untuk mengurangi
stres karyawannya adalah melalui seleksi dan penempatan, penetapan tujuan,
redesain pekerjaan, pengambilan keputusan partisipatif, komunikasi
organisasional, dan program kesejahteraan. Melalui strategi tersebut akan
menyebabkan karyawan memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya dan
mereka bekerja untuk tujuan yang mereka inginkan serta adanya hubungan
interpersonal yang sehat serta perawatan terhadap kondisi fisik dan mental.
Secara umum strategi manajemen stres kerja dapat dikelompokkan mcnjadi strategi
penanganan individual, organisasional dan dukungan sosial.
6. Definisi Konflik
Menurut Killman dan
Thomas (1978), konflik adalah kondisi terjadinya ketidakcocokan antar nilai atau
tujuan-tujuan yang ingin dicapai, baik yang ada dalam diri individu maupun
dalam hubungannya dengan orang lain. Kondisi yang telah dikemukakan tersebut
dapat mengganggu bahkan menghambat tercapainya emosi atau stres yang
mempengaruhi efisiensi dan produktivitas kerja.
Menurut Stoner Konflik Organisasi ialah mencakup ketidak
sepakatan soal alokasi sumber daya yang langka atau peselisihan soal tujuan,
status, nilai, persepsi, atau kepribadian.
Daniel
Webster mendefinisikan konflik sebagai:
1. Persaingan atau
pertentangan antara pihak-pihak yang tidak cocok satu sama lain.
2. Keadaan atau perilaku yang bertentangan.
2. Keadaan atau perilaku yang bertentangan.
7. Jenis-jenis Konflik
Konflik itu mempunyai banyak jenis
seperti yang dikatakan James A.F. Stoner dan Charles Wankel dikenal ada lima
jenis konflikyaitu konflik intrapersonal, konflik interpersonal, konflik antar
individu dan kelompok, konflik antar kelompok dan konflik antar organisasi.
a. Konflik Intrapersonal
Konflik intrapersonal adalah konflik
seseorang dengan dirinya sendiri. Konflik terjadi bila pada waktu yang sama
seseorang memiliki dua keinginan yang tidak mungkin dipenuhi sekaligus.
Sebagaimana diketahui bahwa dalam diri seseorang itu biasanya terdapat hal-hal
sebagai berikut:
-
Sejumlah kebutuhan-kebutuhan dan peranan-peranan yang bersaing
-Banyaknya bentuk halangan-halangan
yang bisa terjadi di antara dorongan dan tujuan.
-Terdapatnya baik aspek yang positif
maupun negatif yang menghalangi tujuan tujuan yang diinginkan.
Hal-hal di atas dalam proses adaptasi
seseorang terhadap lingkungannya acap kali menimbulkan konflik. Kalau konflik
dibiarkan maka akan menimbulkan keadaan yang tidak menyenangkan.
b. Konflik Interpersonal
Konflik Interpersonal adalah
pertentangan antar seseorang dengan orang lain karena pertentengan kepentingan
atau keinginan. Maka Hal ini sering terjadi antara dua orang yang berbeda
status, jabatan, bidang kerja dan lain-lain. Konflik interpersonal ini
merupakan suatu dinamika yang amat penting dalam perilaku organisasi. Karena
konflik semacam ini akan melibatkan beberapa peranan dari beberapa anggota
organisasi yang tidak bisa tidak akan mempngaruhi proses pencapaian tujuan
organisasi tersebut. Konflik antar individu-individu dan kelompok-kelompok Hal
ini seringkali berhubungan dengan cara individu menghadapi tekanan-tekanan
untuk mencapai konformitas, yang ditekankan kepada mereka oleh kelompok kerja
mereka.
a. Konflik antar perorangan
Konflik antar perorangan terjadi
antara satu individu dengan individu lain atau lebih. Konflik ini biasanya
disebabkan oleh adanya perbedaan sifat dan perilaku setiap orang dalam
organisasi. Hal ini biasanya pernah dialami oleh setiap anggota organisasi baik
hanya dirasakan sendiri maupun ditunjukkan dengan sikap. Misalnya seorang
manajer pemasaran merasa tidak senang dengan hasil kerja manajer produksi. Akan
tetapi perasaan ini tidak selalu dilakukan secara terbuka tapi bisa juga secara
diam-diam. Apabila ini berlangsung lebih lama, bisa menyebabkan ketidak
selarasan dalam pengambilan keputusan
d. Konflik Antar Kelompok
Tingkat lainnya dalam konflik di
organisasi adalah konflik antar kelompok. Seperti diketahui bahwa sebuah
organisasi terbentuk dari beberapa kelompok kerja yang terdiri dari banyak
unit. Apabila diantara unit-unit disuatu kelompok mengalami pertentangan dengan
unit-unit dari kelompok lain maka manajer merupakan pihak yang harus bisa
menjadi penghubung antara keduanya. Hubungan pertentangan ini apabila
dipertahankan maka akan menjadi koordinasi dan integrasi kegiatan-kegiatan
menjadi sulit.
e. Konflik antar organisasi
Konflik juga bisa terjadi antara
organisasi yang satu dengan yang lain. Hal ini tidak selalu disebabkan oleh
persaingan dari perusahaan-perusahaan di pasar yang sama. Konflik ini bisa
terjadi karena adanya ketidak cocokan suaut badan terhadap kinerja suatu
organisasi.
Apabila konflik ini bisa
diselesaikan dengan prioritas keorganisasian atau perbaikan pada kegiatan
organisasi, maka konflik-konflik bisa dijadikan perbaikan demi kemajuan
organisasi.
8. Proses Konflik
Menurut Louis R.Pandy mengukapkan
proses konflik terdiri dari 5 tahap :
Tahap I konflik laten yaitu tahap munculnya factor-faktor
penyebab konflik dalam organisasi yaitu :
Ø Saling
ketergantungan kerja
Ø Perbedaan
tujuan dan prioritas
Ø Perbedaaan
status
Ø Sumber
daya yang terbatas
Tahap II konflik yang dipersepsikan (konflik yang
dirasakan) , pada tahap ini salah satu pihak memandang pihak lain sebagai
penghambat atau mengancam pencapaina tujuan.
Tahap III
Konflik yang dirasakan, pada tahap ini konflik tidak sekedar dipandang
ada, akan tetapi benar-benar sudah dirasakan.
Tahap IV konflik yang dimanifestasikan, pada tahap ini
prilaku tertentu sebagai indicator konflik sudah mulai ditunjukan, seperti
adanya sabotase, agresi terbuka, konfrontasi, rendahnya kenerja dan
lain-lainnya.
Tahap V konflik Aftermath, jika konflik benar-benar
diselesaikan maka hal itu akan meningkatkan hubungan para anggota
organisasi. Hanya jika penyelesaian tidak tepat maka akan timbul konflik baru.
B. Komunikasi dalam
Manajemen
1. Pengertian Komunikasi
Komunikasi
adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari
satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan
atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. apabila tidak ada
bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat
dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu,
misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini
disebut komunikasi nonverbal.
2. Proses Komunikasi
Proses komunikasi secara primer
adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain
dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer
dalam proses komunikasi adalah pesan verbal (bahasa), dan pesan nonverbal
(kial/gesture, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya) yang secara
langsung dapat/mampu menerjemahkan pikiran dan atau perasaan komunikator kepada
komunikan.
Seperti disinggung di muka,
komunikasi berlangsung apabila terjadi kesamaan makna dalam pesan yang diterima
oleh komunikan. Dengan kata lain , komunikasi adalah proses membuat pesan yang setala
bagi komunikator dan komunikan. Prosesnya sebagai berikut, pertama-tama
komunikator menyandi (encode) pesan yang akan disampaikan disampaikan kepada
komunikan. Ini berarti komunikator memformulasikan pikiran dan atau perasaannya
ke dalam lambang (bahasa) yang diperkirakan akan dimengerti oleh komunikan.
Kemudian giliran komunikan untuk menterjemahkan (decode) pesan dari
komunikator. Ini berarti ia menafsirkan lambang yang mengandung pikiran dan
atau perasaan komunikator tadi dalam konteks pengertian. Yang penting dalam
proses penyandian (coding) adalah komunikator dapat menyandi dan komunikan
dapat menerjemahkan sandi tersebut (terdapat kesamaan makna).
3. Hambatan dalam Komunikasi
Melakukan komunikasi yang efektif tidaklah
mudah. Beberapa ahli menyatakan bahwa tidak ada proses komunikasi yang
sebenar-benarnya efektif, karena selalu terdapat hambatan. Hambatan komunikasi
pada umumnya mempunyai dua sifat berikut ini :
a). Hambatan yang bersifat objektif, yaitu hambatan terhadap
proses komunikasi yang tidak disengaja dibuat oleh pihak lain tetapi lebih
disebabkan oleh keadaan yang tidak menguntungkan. Misalnya karena cuaca,
kebisingan kalau komunikasi di tempat ramai, waktu yang tidak tepat, penggunaan
media yang keliru, ataupun karena tidak kesamaan atau tidak “in tune” dari
frame of reference dan field of reference antara komunikator dengan komunikan.
b). Hambatan yang bersifat subjektif, yaitu hambatan yang
sengaja di buat orang lain sebagai upaya penentangan, misalnya pertentangan
kepentingan, prasangka, tamak, iri hati, apatisme, dan mencemoohkan komunikasi.
4. Komunikasi Interpersonal
a. Componential
Menjelaskan komunikasi antar pribadi dengan mengamati
komponen-komponen utamanya, dalam hal ini adalah penyampaian pesan oleh satu
orang dan penerimaan pesan oleh orang lain dengan berbagai dampaknya dan dengan
peluang untuk memberikanumpan balik segera.
b. Situasional
Interaksi tatap muka antara dua orang dengan potensi umpan
balik langsung.
5. Model Pengolahan
Informasi Komunikasi
Model-model Pengolahan Informasi pada
dasarnya menitikberatkan pada cara-cara memperkuat dorongan-dorongan internal
(datang dari dalam diri) manusia untuk memahami dunia dengan cara menggali dan
mengorganisasikan data, merasakan adanya masalah dan mengupayakan jalan
pemecahannya, serta mengembangkan bahasa untuk mengungkapkannya. Model
Pengolahan informasi berorientasi pada :
Ø
Proses Kognitif
Ø
Pemahaman Dunia
Ø
Pemecahan Masalah
Ø
Berpikir Induktif
6. Model Interaktif Manajemen dalam
Komunikasi
Keseluruhan proses manajemen
dibangun berdasarkan hubungan ikatan kepercayaan yang membutuhkan keterbukaan
dan kejujuran baik dari pihak manajer maupun pekerja. Bawahan menurut
/melakukan pekerjaannya, bukan karena mereka dibuat seperti itu, tetapi karena mereka
merasa mengerti oleh manajer dan memahami masalahnya. Pekerja bekerja
keras untuk membuat keputusan yang benar. Mereka merasa tidak suka
dimanipulasi, dikontrol, atau dibujuk untuk membuat keputusan bahkan jika
keputusan itu yang akhirnya mereka buat. Jangan memecahkan masalah bawahan. Mereka akan merasa tidak menyukai solusi
tersebut, dan jika anda sebagai manajer memperkenalkan solusinya, mereka akan
tidak menyukai anda. Tunjukan masalahnya; jangan pecahkan. Biarkan bawahan
memecahkan masalah-masalah mereka dengan bantuan anda.
Sumber :
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/06. penanganan - kerja
http:// raitetsu.wordpress.com.2013/03. manajemen konflik
http:// pengertian manajemen.blogspoot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar