Jumat, 16 Januari 2015

Sistem Informasi Psikologi



Menurut Gordon B. Daus (dalam Mardi, 2011) kata informasi berasal dari kata Perancis kuno informacion (1387) yang diambil dari bahasa Latin informationem yang berarti garis besar, konsep atau ide-ide. Informasi adalah data yang telah diolah kedalam suatu bentuk yang berguna bagi penerimanya dan nyata atau berupa nilai yang dapat dipahami di dalam keputusan sekarang maupun masa depan. Jadi, menurut analisa saya informasi merupakan bentuk data mentah yang diolah melalui suatu model untuk menghasilkan informasi yang lebih lanjut. Sehingga lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya.

Menurut Hall (dalam Mardi, 2011) sistem adalah sekelompok, dua atau lebih komponen yang saling berkaitan yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama.  Dengan demikian informasi dapat berinteraksi dengan sistem, meliputi unsur-unsur seperti masukan (input), pengolahan (processing), serta keluaran (output) dalam ruang lingkupnya masing-masing dan terekam pada sejumlah media yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berarti bagi penerimanya. Sistem informasi adalah suatu perkumpulan data yang terorganisasi beserta tata cara penggunanya yang mencakup lebih jauh dari pada sekedar penyajian. Psikologi berasal dari perkataan Yunani yaitu “psyche” yang artinya jiwa, dan “logos” yang artinya ilmu pengetahuan. Jadi secara etimologis (arti kata) psikologi artinya ilmu yang mempelajari tentang jiwa, baik mengenai macam-macam gejalanya, prosesnya, maupun latar belakangnya (Heru Basuki, 2008). Jadi sistem informasi psikologi merupakan ilmu yang mempelajari hubungan antara ilmu psikologi yang menyediakan informasi-informasi yang berguna untuk manusia mencapai satu tujuan dalam pengambilan suatu keputusan terhadap penelitian, perencana, dan pengelolaan data.

Penggunaan sistem informasi dalam Psikologi lebih mencangkup pada Hardware, Software, People, Procedurs , Data dan manusia. Dimana Hardware dan software sebagai mesin. Sedangkan prosedur dan manusia sebagai pelaku, Dan data berfungsi sebagai jembatan dari keduanya. Sistem informasi bisa dimanfaatkan oleh pelaku psikologi untuk membantu mereka saat penghitungan skor dalam beberapa tes psikologi. 

Contoh kasus dan analisis pada sistem informasi psikologi seperti saat menskoring IST sebut saja seperti pauli distu jelas dibutuhkan bantuan komputer misalnya saja grafik memasukan data yang awalnya kita tulis di tangan pada saat dikomputer akan keluar sendiri hasilnya dengan sangat mudah, misalnya juga  dalam tes IST  dalam mengskoringnya menggunakan komputer mengerjakanya dengan mudah kita hanya memasukan data ke komputer lalu setelah itu akan keluar hasilnya sendiri berupa angka tingkat tinggi intelegensi individu bukan hanya itu tes-tes psikologi pun selalu memebutuhkan bantuan komputer untuk menskoring hasil dari individu tersebut.










Sumber :  

Mardi. (2011). Sistem informasi akuntansi. Bogor: Ghalia Indonesia.

Basuki, H. (2008). Psikologi umum. Jakarta: Universitas Gunadarma.

http://www.ilmumanajemen.com/index.php?option=com_content&view=article&id=55:psi&catid.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar