Menurut Gordon B. Daus
(dalam Mardi, 2011) kata informasi berasal dari kata Perancis kuno informacion
(1387) yang diambil dari bahasa Latin informationem yang berarti garis besar,
konsep atau ide-ide. Informasi adalah data yang telah diolah kedalam suatu
bentuk yang berguna bagi penerimanya dan nyata atau berupa nilai yang dapat
dipahami di dalam keputusan sekarang maupun masa depan. Jadi, menurut analisa
saya informasi merupakan bentuk data mentah yang diolah melalui suatu model
untuk menghasilkan informasi yang lebih lanjut. Sehingga lebih berguna dan
lebih berarti bagi yang menerimanya.
Menurut
Hall (dalam Mardi, 2011) sistem adalah sekelompok, dua atau lebih komponen yang
saling berkaitan yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama. Dengan demikian informasi dapat berinteraksi
dengan sistem, meliputi unsur-unsur seperti masukan (input), pengolahan (processing),
serta keluaran (output) dalam ruang
lingkupnya masing-masing dan terekam pada sejumlah media yang telah diolah
menjadi bentuk yang lebih berarti bagi penerimanya. Sistem informasi adalah
suatu perkumpulan data yang terorganisasi beserta tata cara penggunanya yang
mencakup lebih jauh dari pada sekedar penyajian. Psikologi berasal dari
perkataan Yunani yaitu “psyche” yang artinya jiwa, dan “logos” yang artinya
ilmu pengetahuan. Jadi secara etimologis (arti kata) psikologi artinya ilmu
yang mempelajari tentang jiwa, baik mengenai macam-macam gejalanya, prosesnya,
maupun latar belakangnya (Heru Basuki, 2008). Jadi sistem informasi psikologi
merupakan ilmu yang mempelajari hubungan antara ilmu psikologi yang menyediakan
informasi-informasi yang berguna untuk manusia mencapai
satu tujuan dalam pengambilan
suatu keputusan terhadap penelitian, perencana, dan pengelolaan
data.
Penggunaan
sistem informasi dalam Psikologi lebih mencangkup pada Hardware, Software,
People, Procedurs , Data dan manusia. Dimana Hardware dan
software sebagai mesin. Sedangkan prosedur dan manusia sebagai pelaku, Dan data
berfungsi sebagai jembatan dari keduanya. Sistem informasi bisa dimanfaatkan
oleh pelaku psikologi untuk membantu mereka saat penghitungan skor dalam
beberapa tes psikologi.
Contoh kasus dan analisis pada sistem
informasi psikologi seperti saat menskoring IST sebut saja seperti pauli distu
jelas dibutuhkan bantuan komputer misalnya saja grafik memasukan data yang
awalnya kita tulis di tangan pada saat dikomputer akan keluar sendiri hasilnya
dengan sangat mudah, misalnya juga dalam tes IST dalam
mengskoringnya menggunakan komputer mengerjakanya dengan mudah kita hanya
memasukan data ke komputer lalu setelah itu akan keluar hasilnya sendiri berupa
angka tingkat tinggi intelegensi individu bukan hanya itu tes-tes psikologi pun
selalu memebutuhkan bantuan komputer untuk menskoring hasil dari individu
tersebut.
Sumber
:
Mardi. (2011).
Sistem informasi akuntansi. Bogor: Ghalia Indonesia.
Basuki, H.
(2008). Psikologi umum. Jakarta: Universitas Gunadarma.
http://www.ilmumanajemen.com/index.php?option=com_content&view=article&id=55:psi&catid.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar